Senin, 31 Januari 2011

Evaluasi Setahun Beternak Kamping PE

Setahun sudah usaha peternakan kambing PE dijalankan Hanafarm. Dari rencana awal 8 indukan PE teralisasi 3 ekor yang kemudian beranak masing 1, 2, dan 3 ekor cempe (hanya 1 ekor yang berkelamin jantan). Indukan yang beranak 3 ekor kebetulan yang dipelihara di Kaligesing. Untuk memaksimalkan perkembangan maka satu cempe (jantan) dibawa ke Kebumen untuk dipelihara, sedangkan 2 ekor cempe betina lainnya dijual (Alhamdulillah, masing-masing laku 1,5 juta rupiah).
Selain memelihara 2 indukan, kandang Kebumen juga memelihara 3 ekor cempe (2 jantan + 1 betina) anakan pejantan PE dan induk jawa randu yang jantan diproyeksikan untuk Qurban tahun ini sedangkan yang betina akan dikawinkan dengan pejantan PE (untuk program upgrading tahap II). Seluruh kambing jawa randu murni yang dipelihara telah dijual karena usaha akan difokuskan pada program upgrading (Tahap II) serta PE ras murni Kaligesing.
Investasi PE sistem gaduhan yang dilakukan di Kaligesing menghasilkan pendapatan cukup signifikan karena total harga jual anakan yang diperoleh sama dengan nilai investasi pembelian indukan, sehingga dengan bagi hasil 50-50 maka perolehan bersih yang didapat adalah 50% modal. Pemeliharaan di kandang sendiri (Kebumen) belum menghasilkan hasil maksimal namun pengalaman yang diperoleh merupakan investasi  berharga. Selain itu proyek upgrading merupakan kerja panjang demi mewujudkan idealisme Hanafarm.  
Per Januari 2011 ini jumlah kambing yang dipelihara Hanafarm berjumlah total 3 ekor induk PE, 3 ekor calon induk PE, 1 ekor calon pejantan PE, serta 3 ekor kambing hasil upgrading tahap I. Rencana investasi tahun ini dilakukan dengan mengadakan 2 ekor induk PE yang akan dipelihara di Kaligesing. Induk yang akan dibeli merupakan PE dengan kisaran harga 4 jutaan. Dengan tambahan investasi tersebut maka pada akhir tahun ini Hanafarm memiliki 8 ekor induk PE, 1 ekor  pejantan PE, serta 1 ekor induk Upgrading I.
Semoga berhasil...

Senin, 07 Juni 2010

Peternak Pemula dan Masalahnya

Sebagai peternak pemula kendala seputar usaha peternakan silih berganti muncul dan membutuhkan penyelesaian segera. Masalah klise yang pertama muncul adalah masalah modal yang kemudian diatasi dengan melakukan kerjasama dengan investor. Penggunaan dana pinjaman bank sedapat mungkin dihindari terkait dengan keharaman bunga bank. Meskipun sulit namun kehati-hatian menjadi hal penting yang harus diperhatikan untuk menjamin keberkahan usaha. Salah satu peluang modal yang sedang dikaji sebagai alternatif pembiayaan adalah dengan menjadi anggota koperasi. Koperasi merupakan wadah usaha yang mempertemukan investor dan pelaku usaha riil dalam posisi setara. Koperasi menjadi menarik karena adanya pola kebersamaan dan gotong royong sesama anggota. Jika memenuhi kriteria tidak melanggar ketentuan agama, pendanaan melalui koperasi akan direalisasikan tahun depan jika pola investasi langsung dari investor telah maksimal.
Masalah kedua yang muncul adalah tidak tersedianya kambing pejantan yang bagus disekitar peternakan. Kondisi ini memaksa kami harus mengawinkannya di daerah asal kambing tersebut di Kaligesing. Selain itu rencana up grading kambing lokal (jenis jawa randu) menjadi tertunda. Pemeliharaan pejantan sendiri dirasa belum optimal jika hanya memiliki kambing betina kurang dari 8 ekor. Untuk mengatasinya maka direncanakan untuk menjual anakan yang dihasilkan dan membeli betina siap kawin dengan dana yang diperoleh. Penjualan anakan akan dilakukan di Kaligesing sekalian mengawinkan kembali indukannya dengan pejantan berkualitas yang ada. Jika sekarang peternakan baru memiliki 3 ekor betina PE maka di proyeksi akhir tahun telah bertambah menjadi 6 ekor betina. Jumlah tersebut masih kurang 2 ekor untuk mencapai 8 ekor sesuai kondisi ideal yang direncanakan. Kekurangan tersebut akan dipenuhi dengan mencari investor baru dalam enam bulan kedepan. Kebutuhan pejantan tahun depan dipertimbangkan untuk dipenuhi dengan membeli pejantan berkualitas tapi tua sehingga diharapkan harganya tidak terlalu mahal (seharga kambing pedaging). Kambing pejantan tersebut dimanfaatkan sampai Hari Raya Qurban untuk dikorbankan. Alternatif lain adalah dengan membeli pejantan PE kualitas Qurban umur 1,5 tahun dan kemudian dikorbankan saat umur lebih dari 2 tahun. Hal ini untuk mengakomodasi pendapat yang menyatakan bahwa umur kambing korban minimal 2 tahun sedangkan domba 1 tahun.
Masalah ketiga yang muncul adalah pola ransum pakan yang harus disesuaikan dengan ketersediaan pakan di lokasi peternakan. Hal ini terkait dengan adaptasi yang harus dilakukan kambing di tempat barunya yang berbeda dengan daerah asalnya. Selain masalah iklim, pakan yang berbeda mengharuskan penataan ransum yang sesuai (berbahan pakan lokal) agar kebutuha nutrisi kambing tetap terpenuhi dengan baik. Idealnya pengaturan ransum memerlukan analisis proksimat pakan namun hal ini terlalu rumit bagi peternak yang rata-rata tidak berlatar belakang ilmu peternakan. Cara sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan coba-coba sambil terus mengembangkan budidaya tanaman yang telah terbukti cocok untuk pakan dan dapat tumbuh dengan baik disekitar lokasi peternakan.
Demikian sharing ini, semoga bermanfaat.

Selasa, 27 April 2010

KONTES KAMBING PE NASIONAL 2010

Kabar gembira terutama bagi para peternak dan penghobi Kambing Peranakan Etawa karena menurut rencana tanggal 18 Juli 2010 akan diadakan Kontes Etawa Nasional di Pasar Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta (baca : http://www.facebook.com/profile.php?id=100000828563045#!/profile.php?id=1799239812&v=wall&story_fbid=112208605465213).
Kontes diselenggarakan untuk 4 kelas, yaitu;
- Kelas Calon A (jantan & betina belum poel tinggi maksimal 60cm),
- Kelas Calon B (jantan & betina belum poel tinggi minimal 60 cm ke atas),
- Kelas B (jantan & betina gigi poel 1 pasang hingga 2 pasang),
- Kelas A (jantan & betina gigi poel 3 ke atas).

Kelas kontes yang akan diselenggarakan sudah mengakomodasi seluruh umur dan kelamin kambing PE. Kontes yang diadakan tidak semata-mata memperebutkan juara, namun merupakan forum silaturahmi peternak, penghobi, dan pemerhati ternak kambing PE dalam memajukan peternakan di Indonesia.

Kambing yang diikutsertakan para peserta umumnya merupakan ternak terbaik yang menjadi andalan peternakannya. Ternak yang terpilih dewan juri sebagai juara (sesuai kriteria yang ditentukan) selain memperoleh penghargaan dari panitia juga akan meningkatkan citra (prestise) bagi peternakan.