Kamis, 11 Maret 2010

Kambing Peranakan Etawa

Kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan kambing keturunan Etawa dari negara India yang dibawa penjajah Belanda yang kemudian dikawinsilangkan dengan kambing lokal Indonesia. Kambing persilangan tersebut berkembang di pegunungan Menoreh (sekitar 40 Km sebelah barat Yogyakarta) terutama daerah Kaligesing-Purworejo sehingga saat ini terkenal sebagai kambing Peranakan Etawa ras Kaligesing.
Di negara asalnya Kambing Etawa merupakan kambing dwiguna yaitu penghasil daging dan susu. Namun di wilayah Kaligesing, kambing hasil persilangannya berkembang sebagai hewan "klangenan" karena bentuknya yang eksotis. Potensi sebagai ternak perah belum berkembang secara maksimal padahal Kambing PE mungkin merupakan satu-satunya plasma nutfah kambing perah "asli" Indonesia yang ada.
Kambing Peranakan Etawa diminati oleh banyak orang terutama di sekitar Jawa Tengah sehingga kambing ini menyebar pesat ke berbagai wilayah di propinsi tersebut seperti Pati, Kendal, Rembang, dan Banyumas. Namun seperti di daerah asalnya Kambing PE tersebut masih dikembangkan sebagai ternak klangenan sebagai hobi. Kambing Peranakan Etawa dikembangbiakkan sebagai kambing perah pada dasawarsa terakhir oleh para peternak di luar Jawa Tengah seperti di DI Yogyakarta, Jawa Barat dan Lampung. Tren Kambing PE juga merambah sampai ke negeri jiran Malaysia.
Semakin mendekati ciri moyangnya yaitu Kambing Etawa semakin bagus performa Kambing PE. Kambing Peranakan Etawa memiliki ciri khas pada bentuk mukanya yang cembung, bertelinga panjang-mengglambir, postur tubuh tinggi (gumba) 90-110cm, bertanduk pendek dan ramping.
Kambing PE dicirikan dengan badan yang besar dengan warna bulu beragam, belang putih, merah coklat, putih bercak hitam (belang) atau kombinasi ketiganya dan pada bagian belakang terdapat bulu yang lebat dan panjang.
Sebagaimana umumnya ruminansia jenis kambing yang berkembang dengan baik di daerah pegunungan atau dataran tinggi, Kambing PE juga ideal pada kondisi topografi tersebut.
Panggemar kambing Peranakan Etawa umumnya sangat menyukai keindahan bulu dan bentuk mukanya. Karena itu sangat jarang jenis kambing ini dijadikan kambing sembelihan (potong) untuk dimakan, mereka lebih memfungsikannya sebagai "klangenan" untuk koleksi yang memiliki prestige tersendiri. Bahkan konon pada jaman dulu, status seseorang terlihat dari selera dan kepemilikannya pada Kambing PE. Saat ini persepsi seperti itu terlihat jelas dengan "persaingan" antara para penghobi Kambing PE di arena kontes.

TIPS MEMBELI KAMBING PERANAKAN ETAWA
Sebagai peternak tentu akan menyiapkan calon indukan yang bagus dan berkualitas untuk dipelihara dengan harapan agar anak kambing yang dihasilkan nantinya akan sesuai dengan keinginan kita. Walaupun nantinya terpaksa tidak sesuai, mungkin hanya sekedar pola warna kambingnya saja. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan sebagai pedoman agar kambing yang akan dibeli dapat menjadi indukan yang bagus.
Faktor kambing pejantan memiliki peranan dominan di dalam usaha pengembangbiakan kambing etawa. Meskipun menurut ilmu biologi secara genetika anakan ditentukan oleh 50% gen induk betina dan 50% pejantan, namun sebagian peternak yakin bahwa gen pejantan Kambing Etawa sangat dominan pada anak turunnya (60-70%).
Hal-hal dasar yang perlu kita cermati antara lain;
1.Pola Warna Kambing PE
Kambing PE biasanya memiliki pola warna yang bermacam macam seperti putih, hitam, dan coklat. Namun kebanyakannya memiliki warna paduan antara putih-hitam atau coklat-putih. Trend pola warna paling banyak digemari saat ini adalah pola badan putih dengan warna kepala hitam legam
2.Pola telinga dan kepala yang bagus
Pola telinga yang bagus adalah telinga yang menjuntai ke bawah, lemas, dan panjang. Semakin panjang telinga kambing semakin bagus. Jenis telinga yang bagus biasanya tidak memiliki pangkal telinga yang menonjol ke luar, jadi dari samping kepala kambing langsung ke bawah dengan panjang minimal 30 cm.
Kriteria pola kepala yang bagus adalah dari samping tampak jenong mendekati bentuk lingkaran serta memiliki rahang mulut yang kuat .
3.Pola Tubuh
Kambing harusnya memiliki tulang-tulang yang kokoh dan besar. Semakin besar tulang berarti semakin besar kemungkinan tumbuh menjadi kambing yang besar.
Beberapa cara tersebut hanyalah merupakan cara yang mudah untuk memperkecil resiko jika kita membeli kambing di pasar kambing etawa,
Membeli kambing di pasar juga memiliki banyak kelebihannya, selain banyak kambing sebagai pembanding, harga yang berlaku di pasar biasanya tidak setinggi harga kambing yang masih berada di kandang peternak. Namun kambing etawa yang di pasar biasanya tidak dapat dipertanggungjawabkan silsilah serta mutunya karena jarang ada peternak membawa kambing PE berkelas ke pasar kambing.
Untuk lebih amannya, disarankan apabila calon peternak ingin membeli kambing untuk diternakan, sebaiknya datang ke peternaknya langsung. Hal ini akan membuat kita lebih jelas untuk mengamati dan bertanya lebih detail tentang metode perawatan serta kebiasaan perawatan ternak.
Untuk peternak yang berorientasi pada susu maka faktor produktifitas susu yang dihasilkan menjadi faktor utama. Namun karena masih jarang peternak yang berorientasi pada produksi susu maka pencatatan (recording) produktifitas susu masih jarang ditemui di wilayah asalnya Kaligesing. Untuk itu peternak harus lebih jeli dan fokus dengan arah pengembangan usaha peternakannya. Peternak harus menciptakan/mengembangkan generasi ternak yang sesuai dengan tujuan bisnisnya diantaranya melalui program seleksi ternak.
Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah tujuan usaha peternakan yang akan dijalankan, apakah untuk sekedar hobi semata, pembibitan atau untuk tujuan produksi susu. Dengan tujuan yang jelas maka kriteria pemilihan bibit akan mengikuti orientasi usaha peternakan. Hal tersebut erat kaitannya dengan biaya investasi yang diperlukan, karena untuk membeli Kambing PE ideal diperlukan biaya yang cukup mahal.

Tidak ada komentar: